Bamsoet: Kepemimpinan Generasi Muda Jadi Penentu Daya Tahan Indonesia di Era Disrupsi

Nasional54 Dilihat

JAKARTA, (JD) — Anggota DPR RI sekaligus Ketua MPR RI ke-15, Bambang Soesatyo (Bamsoet), menegaskan bahwa kepemimpinan generasi muda akan menjadi kunci daya saing dan ketahanan Indonesia di tengah disrupsi teknologi serta dinamika geopolitik global.

Hal itu disampaikan Bamsoet saat menjadi Juri Kehormatan Competition of Business and Management (COBISMA) 2025 yang digelar Universitas Terbuka (UT) secara daring, Selasa (26/8/2025). Hadir pula Dekan FEB UT Meirani Harsas, Keynote Speaker Antoine Paul Musu (University of Western Australia), serta dewan juri dari berbagai universitas internasional.

“Generasi muda kita adalah digital native yang tumbuh dalam ekosistem internet dan inovasi. Mereka punya modal keberanian, kemampuan berkolaborasi lintas disiplin, dan cepat belajar dari kegagalan. Ini harus diarahkan untuk melahirkan pemimpin yang gesit, berintegritas, dan berpandangan global,” ujar Bamsoet.

Ia memaparkan, berdasarkan survei APJII 2025, sebanyak 229,4 juta penduduk Indonesia atau 80,66 persen populasi sudah terhubung internet. Mayoritas pengguna berasal dari generasi muda, khususnya Gen Z dan milenial. Data ini menunjukkan besarnya potensi kepemimpinan digital di Indonesia.

Pada sektor ekonomi digital, laporan e-Conomy SEA 2024 mencatat Indonesia sebagai pasar terbesar di kawasan dengan proyeksi nilai transaksi (GMV) mencapai US$90 miliar pada 2024, didorong oleh e-commerce dan layanan keuangan digital. “Momentum ini membuka ruang bagi pemimpin muda untuk mendorong pemanfaatan kecerdasan buatan (AI), memperluas inklusi keuangan, serta memperkuat produktivitas UMKM,” jelasnya.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Wakil Ketua Umum Koordinator Polkam KADIN Indonesia itu menekankan tiga fokus utama yang harus dipegang generasi muda Kompetensi teknologi beretika dengan literasi data dan keamanan digital, Inovasi berdampak luas, terutama di sektor kesehatan, pertanian, pendidikan, dan UMKM, Pemahaman geopolitik yang matang untuk menjaga kedaulatan bangsa di tengah rivalitas global.

“Indonesia memiliki calon-calon pemimpin muda yang potensial, pasar digital terbesar di kawasan, serta posisi geopolitik strategis. Dengan kepemimpinan berbasis data, inovasi, dan wawasan global, generasi muda Indonesia tidak hanya mampu beradaptasi, tetapi juga menentukan arah masa depan bangsa,” pungkas Bamsoet.