BANDUNG, (JD) – Kepolisian akhirnya berhasil mengungkap motif di balik kasus pembunuhan sadis satu keluarga di Jalan Siliwangi Nomor 52, Kelurahan Paoman, Kabupaten Indramayu. Peristiwa tragis ini menghebohkan warga setelah lima anggota keluarga ditemukan terkubur dalam satu liang di halaman belakang rumah mereka pada Senin (1/9/2025).
Dua pelaku berinisial R (35) dan P (29), warga Desa Terusan, Kecamatan Sindang, ditetapkan sebagai tersangka. R disebut sebagai otak pembunuhan karena dendam kepada korban utama, Budi Awaludin (45).
Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Hendra Rochmawan, menjelaskan motif itu berawal dari urusan sewa mobil. “Sebelumnya, R merental mobil Avanza milik Budi dengan uang Rp750 ribu. Namun saat akan digunakan, mobil tersebut mogok. R meminta uangnya kembali, tetapi ditolak dengan alasan sudah dipakai membeli sembako. Dari situlah muncul niat membunuh,” ungkap Hendra, Selasa (9/9/2025).
Pada Kamis (28/8/2025) malam, sekitar pukul 23.00 WIB, R mengajak P dengan iming-iming uang. Mereka mendatangi rumah korban dengan membawa pipa besi. R memukul kepala Budi, lalu menghabisi korban lainnya. Sementara P menenggelamkan bayi berusia delapan bulan ke bak mandi.
Lima korban yang tewas adalah Budi Awaludin (45), istrinya Euis Juwita (43), anak mereka RK (7), bayi B (8 bulan), serta ayah Budi, Sahroni (76). Seluruh jasad dikuburkan dalam lubang berukuran 4×1,5 meter dengan kedalaman 4 meter di halaman belakang rumah.
Setelah aksi keji itu, kedua pelaku berusaha menghapus jejak dengan mengepel lantai rumah, lalu membawa kabur uang, dua mobil, serta perhiasan milik korban. Pipa besi yang digunakan dibuang ke Sungai Cimanuk.
Kapolres Indramayu, AKBP Fajar Gemilang, mengungkapkan bahwa R merupakan residivis. Setelah melarikan diri hingga ke Surabaya, keduanya ditangkap saat hendak kabur menjadi anak buah kapal. “Kami masih mendalami apakah R sejak awal berencana menghabisi seluruh korban atau hanya ditujukan kepada Budi,” kata Fajar.
Kasat Reskrim Polres Indramayu, AKP Muchammad Arwin Bachar, menambahkan bahwa korban dan pelaku sebenarnya saling kenal. “Hubungan mereka sebatas pernah bekerja bersama dengan salah satu korban di bank,” ujarnya.
Kasus ini terbongkar berkat kecurigaan warga. Ema (55), kerabat korban, mencium bau busuk dari rumah tersebut. “Awalnya kami curiga karena keluarga tidak bisa dihubungi sejak beberapa hari. Saat pintu rumah didobrak, bau menyengat semakin terasa. Dari gundukan tanah di bawah pohon nangka, terlihat kaki manusia. Itu jasad Haji Sahroni,” tuturnya dengan suara bergetar.
Hingga kini, polisi masih menyelidiki kemungkinan adanya pelaku lain dalam peristiwa yang mengguncang warga Indramayu ini.