Tingkatkan Produktivitas Pengrajin Emping, Mahasiswa KKM 36 Inovasikan Alat Penggeprek Melinjo

Ekonomi, Info Desa48 Dilihat

PANDEGLANG, (JD) – Mahasiswa Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) 36 menghadirkan terobosan nyata bagi para pengrajin emping di Desa Kertasana, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang, Banten. Melalui inovasi Teknologi Tepat Guna (TTG), mereka merancang alat penggeprek melinjo yang mampu mempercepat proses produksi emping, Sabtu (09/08/2025).

Gagasan ini lahir dari hasil observasi lapangan yang dilakukan tim KKM 36. Mereka menemukan bahwa para pengrajin emping kesulitan memenuhi permintaan pasar karena proses penggeprekan masih dilakukan manual, memakan waktu, dan menguras tenaga.

Ketua KKM 36, Raisa Adelio, menjelaskan bahwa alat tersebut dirancang sederhana, efisien, dan menggunakan bahan yang mudah ditemukan di pasaran. “Harapan kami, alat ini bisa meningkatkan produktivitas warga, menghemat tenaga, dan membuka peluang pasar yang lebih luas untuk emping Kertasana,” ujarnya.

Dampak positif langsung dirasakan warga. Epiliani, salah satu pengrajin emping, mengaku kini mampu menggandakan kapasitas produksi. “Kalau biasanya saya hanya bisa menggeprek 5–7 kilogram melinjo per hari, sekarang bisa sampai 15 kilogram. Tenaga juga lebih hemat, jadi bisa kerja lebih lama tanpa cepat capek,” tuturnya.

Kepala Desa Kertasana, Uhadi mengapresiasi tinggi atas kontribusi mahasiswa tersebut. “Inovasi ini bukan hanya membantu warga, tapi juga membuka peluang peningkatan ekonomi desa,” katanya.

Dengan adanya alat penggeprek melinjo ini, Desa Kertasana berpotensi berkembang menjadi sentra emping yang lebih produktif dan berdaya saing. Program ini juga menjadi contoh bahwa inovasi teknologi sederhana dapat membawa perubahan besar, sekaligus menginspirasi desa lain untuk mengadopsi solusi serupa.