Kapolsek Tigaraksa Bantah Tolak Laporan orang Hilang

Ini Laporan orang Hilang Mas, Bukan Laporan Kepolisian. Artinya kami tidak menolak penerimaan Laporan

Hukrim498 Dilihat

 

TANGERANG, (JD) – Kapolsek Tigaraksa AKP Made Artana membantah telah menolak laporan orang hilang yang dilakukan keluarga korban.

 

“Udah kita terima, karena apa laporannya itu kan orang hilang Udah gak ditanya kenapa itu, karena saya ada saya juga disitu juga (pada saat pelaporan),” kata AKP Made, Selasa (27/5/2025).

 

Kapolsek mengaku, saat itu dirinya masih berada diruang sentra pelayanan masyarakat dan mengarahkan pihak keluarga untuk berkoordinasi dengan pihak aplikasi penyedia layanan taksi online.

 

“Keluarga lost contact (hilang komunikasi) itu sore kemudian mendatangi polsek Tigaraksa sekira jam 23.00 wib, sehingga saya arahkan ke aplikator untuk memastikan layanan terakhir korban,” terang Kapolsek Tigaraksa.

 

Disamping itu, lanjut AKP Made, pihak keluarga melaporkan orang hilang tersebut belum melewati 1×24 jam.

 

“Gak mungkin kita buatkan laporan polisi mas, karena ini orang hilang. Artinya apa? Bukan kita tolak penerimaan laporannya,” Jelas AKP Made.

 

AKP Made sendiri mengaku tidak habis pikir dengan tindakan yang dilakukan keluarga korban dengan membuat postingan di akun sosmed instagram. Semestinya, pihak keluarga menjalankan arahan yang telah diberikan pihaknya, dengan mendatangi kantor aplikasi taksi online.

 

“Dia kesana kan tutup. Dia sudah komunikasi ke sana juga tutup. Ya udah besok pagi, segera mungkin kalau sudah tahu siapa pemesan terakhir atau siapa pada hari itu sampaikan ke saya. Jangan ujuk-ujuk main no viral no justice begitu dong, gak bisa begitu mas,” keluh AKP Made.

 

Malang tak dapat ditolak mujur tak dapat diraih. Itulah yang dirasakan Vera dan Sandra warga Perum Permai Blok D5 no 23, Desa Pete, Kecamatan Tigaraksa, kabupaten Tangerang.

 

Pasalnya, Kedua wanita itu kini menuntut keadilan setelah sang ayah Mugi Wiyoto (59) yang sehari-hari bekerja sebagai driver taksi online ditemukan tidak bernyawa di aliran sungai waysulan, Merbau Mataram, Lampung selatan pada. Kuat dugaan, korban meregang nyawa ditangan kawanan begal yang masih bebas berkeliaran.

 

Kasus ini pun kembali mencuat ke publik setelah dua bulan lebih berjalan, ketika sang anak sulung Vera memposting sebuah unggahan dengan narasi mencari keadilan atas kematian ayahnya, dimana pelaku belum juga tertangkap padahal sudah diketahui.

 

“Halo teman2 mohon bantuannya agar cepat dan keadilan dapat keadilan untuk ayah kami…karna sudah 2 bulan lebih kasus ini berlangsung, pelaku belum ketangkap juga meskipun sudah diketahui..” tulis anak korban melalui unggahan akun instagram @veraprmst, Rabu 21 Mei 2025.

 

Bukan tanpa sebab, tewasnya sang ayah berawal dari ditolaknya laporan orang hilang oleh aparat kepolisian polsek Tigaraksa pada tanggal 11 Maret 2025 lalu.

 

“”Biasanya kan bapaknya ini kalo udah malem tuh pulang ya, ini udah beberapa malem enggak ada kabar juga. Akhirnya anaknya ini berinisiatif melaporkan ke polsek Tigaraksa namun ditolak informasinya,” Terang Agung Ketua RT 05, Perum Puri Permai, Selasa (27/5/2025).

 

Tak mau berputus asa, lanjut Agung, kedua anak korban dengan panik mencari informasi keberadaan ayah kandung mereka, ke sesama driver taksi online.

 

“Alhamdulillahnya cari informasi ke sesama driver dan dibantu,sampai akhirnya diketahui posisi terakhir korban berada di Jakarta,” ungkap Agung kepada awak media.

 

Hingga akhirnya, aparat kepolisian sektor Merbau Mataram menyampaikan penemuan sang ayah yang sudah tidak bernyawa tanggal 14 Maret 2025 atau tiga hari setelah laporan orang hilang ditolak Mapolsek Tigaraksa.

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *