Rutan Kelas I Tangerang Gelar Skrining Massal TBC, HIV, dan Hepatitis C untuk 1.250 Warga Binaan

Banten91 Dilihat

TANGERANG, (JD) – Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Tangerang mengambil langkah proaktif dalam upaya penanggulangan penyakit menular dengan menggelar skrining massal Tuberkulosis (TBC), HIV, dan Hepatitis C. Program ini menyasar seluruh 1.250 warga binaan dan tahanan, dimulai Senin (22/9/2025) dan akan dilaksanakan secara bertahap selama satu pekan.

Kegiatan tersebut merupakan implementasi nyata dari komitmen pemerintah dalam mendukung target eliminasi TBC pada 2030 sesuai Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021. Fokus utama program ini adalah deteksi dini untuk menemukan kasus secepat mungkin, memberikan terapi yang tepat, sekaligus memutus mata rantai penularan di lingkungan rutan yang memiliki risiko tinggi.

Kepala Rutan Kelas I Tangerang, Raja Muhammad Ismael Novadiansyah, menegaskan bahwa kesehatan warga binaan merupakan prioritas utama.

“Lingkungan rutan yang padat menuntut adanya kewaspadaan dan intervensi kesehatan yang terencana. Deteksi dini adalah kunci, agar pengobatan bisa segera diberikan sekaligus mencegah penyebaran lebih luas di dalam rutan,” ujarnya.

Ia menambahkan, keberhasilan program ini tidak lepas dari kerja sama lintas sektor. “Skrining massal ini bisa terlaksana berkat dukungan penuh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Puskesmas Jambe, serta Tirta Medical Centre yang mengerahkan tenaga medis dan peralatan. Penanggulangan penyakit menular adalah tanggung jawab bersama,” jelas Raja.

Adapun tujuan utama skrining ini, yaitu menemukan segera dan memberikan terapi pada kasus TBC, meningkatkan penemuan kasus HIV dan Hepatitis C sebagai penyakit penyerta pada pasien TBC, menurunkan angka kematian akibat ketiga penyakit tersebut dan memetakan beban penyakit menular, khususnya TBC, di Rutan Kelas I Tangerang sebagai dasar pengambilan kebijakan ke depan.

Melalui program komprehensif ini, Rutan Kelas I Tangerang berupaya meningkatkan kualitas hidup warga binaan sekaligus memberikan kontribusi nyata terhadap kesehatan publik. Langkah ini juga menjadi bagian dari upaya bersama mewujudkan Indonesia bebas TBC pada tahun 2030.