Dibully Soal Rob di Sayung, Gubernur Jateng Ahmad Luthfi: “Tak Masalah, Justru Jadi Obat”

Daerah53 Dilihat

SEMARANG, (JD) – Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menyikapi dengan tenang kritik publik terhadap belum tuntasnya penanganan rob di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Ia mengaku tidak keberatan meski dibully, justru menjadikan hal itu sebagai pemicu semangat untuk bekerja lebih giat dan ikhlas.

“Saya di-bully ndak papa. Itu seperti obat. Terpenting, saya tidak tinggal diam, kerja ikhlas, dan lebih giat,” ujar Luthfi saat acara Rembug Gubernur Jateng Bareng Pimpinan Media di Grhadika Bhakti Praja, Rabu (2/7/2025).

Luthfi menjelaskan bahwa rob di Sayung telah berlangsung selama lebih dari satu dekade dan diperparah dengan penurunan muka tanah yang signifikan. Karena itu, penanganan dilakukan secara menyeluruh, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Untuk solusi jangka panjang, Pemprov Jateng tengah menyiapkan pembangunan giant sea wall atau tanggul laut sebagai langkah utama penanggulangan rob. Program ini juga menjadi bagian dari kebijakan nasional Presiden Prabowo Subianto dalam menyelesaikan persoalan rob di kawasan pesisir utara Pulau Jawa.

“Saya tak tinggal diam, saya mendorong percepatan. Tahun 2026 nanti (tanggul laut) fungsional,” tegasnya.

Tanggul laut tersebut akan dilengkapi dua kolam retensi besar sebagai penampung air limpasan. Kolam retensi Terboyo, dengan luas hampir 189 hektare, mampu menampung 6 juta meter kubik air. Sementara kolam retensi Sriwulan, seluas 28 hektare, dapat menampung lebih dari 1 juta meter kubik air. Infrastruktur ini akan menopang wilayah Demak dan Kota Semarang dari potensi banjir rob.

Di sisi lain, penanganan jangka pendek pun terus dilakukan. Seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemprov Jateng telah dikerahkan untuk memberikan intervensi langsung ke desa-desa terdampak, sesuai dengan tugas pokok masing-masing.

“Dinas Pusdataru misalnya, menyedot genangan rob dan membuang ke sungai. Dinas PU Bina Marga memasang water barrier agar pengguna jalan tidak terperosok. Dinas Pendidikan mendukung kebutuhan siswa yang sekolahnya terdampak, dan Dinas Kesehatan memberikan layanan melalui program Speling—Dokter Spesialis Keliling,” jelasnya.

Tak hanya itu, Pemprov Jateng juga menggalakkan program Mageri Segoro dengan target penanaman 1,5 juta pohon mangrove sepanjang tahun ini, guna menahan abrasi dan memperkuat kawasan pesisir.

Gubernur Luthfi juga mendorong DPRD Jateng untuk merevisi Perda tentang Air Tanah. Revisi ini penting guna mengontrol pengambilan air tanah yang menjadi salah satu penyebab penurunan permukaan tanah. Dengan revisi perda, masyarakat dan industri akan diarahkan untuk beralih menggunakan air dari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).

Pemprov Jateng bahkan telah menggandeng Universitas Diponegoro (Undip) dalam pengembangan teknologi desalinasi, yakni mengubah air payau menjadi air tawar siap konsumsi bagi warga pesisir.

“Semua upaya ini kami lakukan demi menyelesaikan persoalan rob di wilayah pantai utara Jawa. Kami tidak tinggal diam,” pungkas Luthfi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *