TANGERANGM (JD) – Kemarau panjang yang terjadi saat ini, membuat warga Kampung Rancasadang RT 003/005 kesulitan air bersih. Bahkan sejumlah sarana air bersih (SAB) yang dibangun pemerintah Kabupaten Tangerang, melalui usulan DPRD terkesan mubazir karena tak ada sumber air.
Warga setempat Yadi mengungkapkan, warga di lingkungan RT 003/005 Desa Sodong, Kecamatan Tigaraksa, sebelumnya menggantungkan kebutuhan air di SAB bantuan dari Pemkab Tangerang. Namun sumur bor yang dibangun oleh Dinas Perumahan, Permukiman, Pertamanan dan Pemakaman (DPPP) atas usulan salah satu anggota DPRD senilai Rp64 juta lebih ini, kini sudah tak mengeluarkan air.
Terpaksa untuk memenuhi kebutuhan air bersih untuk Mandi, Cuci, Kakus, warga harus berjalan kaki lebih dari 500 meter ke sumur tua. Warga secara bergantian mengambil air dari sumur timba yang juga tak banyak mengeluarkan air.
“Kemarau panjang memang membuat warga kesulitan air bersih. Bahkan SAB yang dibangun dengan anggaran puluhan juta juga, tak bisa memenuhi kebutuhan air bersih untuk warga,” terang Yadi kepada wartawan.
Yadi mengaku, dirinya harus mengambil air dengan cara dipikul sejauh 500 meter lebih dari sumur di kebun milik salah satu warga. Itupun kurang efektif, karena satu warga cuma bisa kebagian air 1-3 ember saja.
“SAB sih ada, tapi airnya tidak keluar. Berdasarkan fakta di lapangkan diduga pengeboran tidak sesuai, karena saat musim kemarau warga sekitar tidak kebagian air bersih dari SAB,” terangnya.
Ia berharap, dinas terkait seharusnya melakukan pengawasan melekat saat pengeboran SAB. Sehingga kedalaman dan bahan yang digunakan dalam pembangunan tersebut sesuai dengan rencana anggaran biaya (RAB) yang dibuat. Pembangunan SAB bukan asal jadi hanya untuk mencari keuntungan semata.
“Dinas terkait harusnya turun langsung melihat kondisi di lapangan. Bila perlu mengirimkan bantuan air untuk kebutuhan warga,” tandasnya.