Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki modal besar untuk bisa menjadi negara maju. Salah satunya adalah jumlah pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang terbukti mampu menjadi tameng resesi dan keluar dari tekanan pandemi covid-19 lalu.
Menurut data Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) pada tahun 2023 terdapat 64,2 juta pelaku UMKM. Sayangnya sampai akhir tahun lalu, baru 20,76 juta pelaku UMKM yang memanfaatkan ekosistem digital. Padahal pemanfaatan digital ini mampu memperbesar skala ekonomi UMKM agar bisa naik kelas.
Sejak pemerintah meresmikan Gerakan kemitraan Inklusif untuk UMKM Naik kelas pada 3 Oktober 2022 lalu, berbagai percepatan dilakukan. Bahkan Kemenkop UKM sendiri menargetkan setiap tahun mencetak 6 juta pelaku UMKM untuk masuk ke ekosistem digital.
Board Member Sinar Mas, Franky Widjaja melalui gelaran Sinar Mas Digital Day menegaskan bahwa Sinar Mas selalu berupaya untuk mengedepankan inovasi dan kolaborasi. Terlebih saat ini perkembangan teknologi tengah bergerak sangat cepat sehingga melahirkan banyak digital opportunities. Menurutnya penting untuk memanfaatkan peluang ini sebagai wadah untuk tumbuh dan berkembang, khususnya bagi sektor UMKM. “Dengan digitalisasi kita bisa lebih inklusif kepada UMKM, sejalan dengan program UMKM naik kelas yang telah di-launching oleh Bapak Presiden Jokowi pada 3 Oktober 2022,” ungkapnya dalam Sinar Mas Digital Day bertema Melaju Bersama untuk Indonesia Maju pada Jumat (9/6/2023) di ICE BSD City, Tangerang Selatan.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Arsjad Rasjid menambahkan kemungkinan besar, transformasi digital bagi masa depan Indonesia lebih dari sekadar tren yang berlalu. Ia pun memaparkan, data dari Forum Ekonomi Dunia (WEF) pada tahun 2025 menyatakan bahwa transformasi digital dapat menghasilkan nilai hingga 100 triliun dolar AS secara global untuk bisnis dan masyarakat. Untuk Indonesia, tambahnya, manfaat transformasi digital sudah terlihat jelas. Ekonomi digital Indonesia pun diperkirakan akan tumbuh menjadi 130 miliar dolar AS pada tahun 2025, seperti dilaporkan oleh Temasek, Google, dan Bain & Company.
“Kami juga mengakui komitmen teguh Sinar Mas yang tidak hanya beradaptasi dengan era digital, tetapi juga mendorong perubahan, khususnya dalam mendukung transformasi digital di segmen mikro, kecil, dan menengah atau UMKM melalui sistem kemitraan terpadu yang inklusif. Program bantuan ini dirancang dengan tujuan mengembangkan ekosistem inklusif dengan mengintegrasikan UMKM ke dalam ekonomi digital, sehingga tidak hanya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memupuk masyarakat yang seimbang yang diberdayakan oleh alat-alat digital,” ucapnya.
Melalui upaya yang signifikan ini, ia menegaskan bahwa langkah Sinar Mas menjadi contoh kepemimpinan aktif dan semangat kolaboratif yang mendorong Indonesia menuju masa depan digital yang makmur. Menurut Kadin, transformasi digital merupakan kunci untuk membuka masa depan Indonesia, karena bisnis pada skala UMKM akan menjadi tulang punggung ekonomi dengan menyerap jutaan tenaga kerja, dan memberikan kontribusi yang signifikan pada PDB.
“Oleh karena itu, transformasi digital bagi UMKM sangatlah penting. Peran kami sebagai sektor swasta adalah menciptakan lingkungan yang mendorong eksplorasi dan inovasi, memungkinkan bisnis-bisnis untuk menjelajahi lanskap digital dengan efektif. Namun, perjalanan menuju pemanfaatan transformasi digital secara penuh tidaklah mudah dan masih dihadapkan pada beberapa tantangan, seperti infrastruktur koneksi, peningkatan literasi digital, dan penyesuaian regulasi. Meskipun hal ini akan membukakan peluang bagi upaya bersama membangun infrastruktur digital yang kuat guna mengatasi kesenjangan keterampilan digital dan memperjuangkan kebijakan yang mendorong inovasi digital,” tegasnya.
Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES
Contact
Corporate Communications <corpcomm@sinarmas.org>