TANGERANG (JD) – Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang, Banten akan melakukan pengecekan dan pemeriksaan terhadap pabrik coklat milik PT Federal Food Internusa yang diduga telah mencemari perairan pertanian di daerah itu.
“Dari laporan yang diterima kami, adanya dugaan pencemaran olah pabrik coklat itu nanti akan segera kami tindaklanjuti (pemeriksaan),” kata Ari Marogo, Kepala Bidang Bina Hukum dan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) DLHK Kabupaten Tangerang, Senin (30/10/2023).
Menurut dia, pemeriksaan yang akan dilakukannya itu guna memastikan kebenaran laporan dari masyarakat terkait dugaan pencemaran aliran irigasi atas hasil kegiatan pabrik pengelolaan coklat tersebut.
Dalam pemeriksaannya, kata dia, dilakukan dengan mengecek setiap kegiatan produksi, mulai secara pengelolaan awal hingga menjadi limbah serta pemeriksaan di seluruh area pabrik itu.
“Nanti kita akan turunkan tim untuk cek pabrik coklat itu, dan sudah kita jadwalkan untuk ke lapangan,” tegas dia.
Sebelumnya, petani di Desa Talagasari, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten mengeluhkan tingginya tingkat kontaminasi limbah pabrik coklat, yang sudah beroperasi selama 20 tahun milik PT Federal Food Internusa yang berdampak terhadap hasil panen pertanian di wilayah setempat.
“Soal pencemaran air limbah coklat ini memang sudah lama terjadi. Dan ini sudah kita keluhkan ke perusahaan, tapi tidak ada tanggapan. Selama ini saya terpaksa juga memanfaatkan air limbah ini karena di musim kemarau sudah tidak ada sumber air lagi yang bisa dimanfaatkan,” ungkap salah satu petani sayur, M Rohman (50).
Dugaan pencemaran limbah coklat terhadap aliran irigasi pertanian itu sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu, karena pada lima tahun lalu dirinya pun sudah merasakan dampak dari pencemaran limbah pabrik tersebut.
Kendati, atas adanya pencemaran limbah yang langsung berdampak pada lahan pertanian itu, juga mengakibatkan pencemaran air galian warga yang berada di dekat aliran sungai setempat.
Pantauan di lokasi pabrik pengelolaan coklat itu, terlihat aliran irigasi di sekitarnya dipenuhi busa dengan berwarna hitam pekat. Bahkan, dari limbah tersebut mengandung bau tak sedap hingga mengganggu pernafasan.
Kemudian, saat mencoba mengelilingi sekitar bangunan pabrik, terlihat juga adanya kandungan seperti minyak yang mengakibatkan rumput dan tumbuhan di sekitar irigasi mati.