TANGERANG, (JD) – Masyarakat nelayan Tanjung Pasir Kabupaten Tangerang meradang dengan pernyataan pemerintah pusat, terkait pagar laut misterius di Pantai Utara Tangerang.
Menurut nelayan, semestinya pemerintah berpihak kepada rakyat. Bukan sebaliknya dengan penghentian sementara pencabutan pagar laut yang dilakukan ratusan aparat TNI AL dibantu nelayan Tanjung Pasir.
“Itu menteri enggak tahu apa-apa, jelas-jelas dia tahu sejak Agustus 2024 baru Januari 2025 disegel, harusnya langsung dibongkar,” ujar MS, nelayan Pantura Tangerang ditemui buanyak perairan Tanjung Burung, Desa Kohod, Kabupaten Tangerang, Selasa (21/1/2026).
Menurut MS, pelaksanaan pembongkaran pagar bambu oleh TNI AL dibantu nelayan telah membuat masyarakat nelayan merasa aman dan tenang.
“Senanglah kita, kekhawatiran dan ketakutan kita atas ancaman pembangunan PIK 2 dipantau negara. Untung kan Pak Presiden Prabowo tegas dan besok kami lanjutkan kembali pembongkaran bersama TNI AL,” ujarnya.
Tak sampai di situ, nelayan itu juga menyayangkan sikap seolah tak tahu menteri KKP Wahyu Trenggono soal proyek pagar laut. Apalagi, jika berdalih dengan mengira pemagaran itu sebagai penangkaran kerang.
“Masa penangkaran kerang kaya begitu. Mohon maaf, model pemasangan bambu seperti itu enggak ada buat budidaya apapun, makanya Menteri jangan terima laporan saja,” ujarnya.
Nelayan itu juga turut membandingkan ketegasan Trenggono dan Susi Pudjiastuti dahulu ketika melihat pelanggaran di laut.
“Menteri Kelautan harusnya lebih paham laut, mending zaman bu Susi tegas, dulu pukat harimau saja takut-takut ke laut,” tegasnya.
Sebelumnya diketahui, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengakui tidak mengawasi soal pembuatan pagar laut yang masif dilakukan sejak Maret 2024. Dia mengira, pagar laut yang terbuat dari bambu itu untuk penangkaran kerang.
“Karena dulu Itu kan tempat nelayan yang membuat penangkaran untuk kerang. Jadi kita berpikirnya ke arah sana,” ucapnya.
Ternyata, setelah diselidiki pagar laut tersebut dibangun masif dan terstruktur. Tujuannya untuk menahan abrasi air laut yang akhirnya membentuk daratan.